Monday, September 5, 2011

Dear Allah,

tolong sampaikan ke mama...

Lebaran tahun ini aku ikut pulang ke Jember sama Adi, ma...tahun lalu aku nggak ikut karena hamil dengan endometriosis. Seneng kalau ikut pulangnya pas lebaran gini, ma, karena jadi sibuk di sana. Nggak seperti pas pulang biasa.

Tahun ini Nah pulang nggak balik, ma, padahal udah ikut sejak mama belum sakit. Sudah langsung dapet penggantinya dari pembantu Budhe.

Thursday, June 2, 2011

Avril Lavigne - Wish you were here (Live 17th March )

Sunday, May 29, 2011

Missing You

Dear Allah,
tolong sampaikan suratku kali ini ya Allah...

Mama, aku sudah pulang dari Papua 1 bulan yang lalu. 1,5 bulan aku tinggal di sana, banyak pelajaran yang aku dapatkan dari pengalamanku itu, ma.. Aku jadi orang yang lebih sabar, nggak semaunya sendiri, bisa lebih fleksibel nerima keadaan luar. Aku juga jadi tahu kehidupan selain kehidupan kita.
Pasti mama juga lihat ya, gimana aku di sana.
Ternyata ada efeknya juga buat Adi, ma, dia jadi tau rasanya nggak ada aku. Soalnya kan aku sama dia nggak pernah jauh lebih dari 1 minggu. Malah dia ngajak aku berlibur sepulang dari Papua, ma...


Tapi aku melanjutkan rencanaku yang sempat batal waktu aku dinyatakan hamil dengan endometriosis. Aku sama Adi pergi ke Malaysia dan Singapura, ma!

Mama kan dulu pingin banget ke Malaysia, karena mama sudah pernah ke negara2 lain, tapi Malaysia malah belum. Aku seneng banget di sana, ma, mama pasti juga lihat ya...
Aku di sana 4 hari, ma, semua aku sendiri yang urus. Jadi bener2 bisa menghemat, habisnya cuma Rp 4jt per orang, ma...tapi ya memang capek. Kalo sama mama atau bapak, pasti nggak bisa soalnya jalan teruuusss....pake Monorail, LRT, bus dan MRT.

Mama lagi ngapain di sana? Aku sekarang jadi gendut, ma..untungnya untuk ukuran cewek, aku tergolong tinggi ya, ma...
Seandainya di sana mama bisa bawa hape....hehe...aku cuma pingin tau kabarnya mama di sana.


Adik sudah clerkship di RS, ma...mama pasti seneng ya...aku inget waktu mama tau pengumuman adik diterima di FK. Doanya mama terkabul. 


Ya Allah, sampaikan surat ini ke mama, ampuni semua doanya, terimalah semua amal baiknya dan berikan tempat ternyaman di sisiMu ya Allah...
Amin ya Robbal'alamin..

Saturday, February 26, 2011

Bigger, Better and More Mature

Dear Allah,
tolong sampaikan pada mama kalau kami semua baik2 saja di sini. Kami nggak akan pernah melupakan mama. 

InsyaAllah aku selalu berdoa buat mama setiap saat. Karena cuma itu yang bisa aku lakukan sekarang. Dulu aku begitu nakal, dan hanya sedikit waktuku bisa "akur" sama mama. Jadi cuma dengan menjadi perempuan dan anak yang sholehah serta doa yang bisa aku berikan sekarang.

Ya Allah, tolong sampaikan pada mama, kalau begitu banyak kejadian yang kami alami sepeninggal mama. Terutama aku. Aku sempat hamil tahun lalu, tapi keguguran. Sebulan kemudian, aku operasi untuk mengangkat kista endometriosisnya. Sekarang sedang masa penyembuhan. Tapi pasti mama juga sudah tahu ya?

2 minggu lagi aku berangkat ke Papua untuk 1,5 bulan, ma, ini pertama kalinya aku keluar dari rumah sebegitu lama. Biasanya paling lama cuma 1 minggu. Meskipun dulu aku nakal banget, ternyata aku anak rumahan juga ya..

Ada beberapa hal yang sekarang aku mengerti. Dulu mama seringkali marah atau temperamen tinggi, sekarang aku tahu, itu semua karena mama capek kerja. Kenapa aku tahu? karena belakangan ini aku juga mulai sibuk, ma, jadinya aku gampang marah. Padahal aku sekarang berkomitmen, insyaAllah prioritas utamaku tetap keluarga. Ini juga karena mama meninggal, prinsipku jadi berubah. Tapi aku nggak menyalahkan mama, aku tahu alasan mama kerja keras. Mama nggak mau kami, anak2nya, hidup berkekurangan seperti mama waktu kecil. Aku jadi bisa les2 tambahan, seperti bahasa Inggris, Prancis, sampai aku bisa kuliah S2.

Aku juga tahu bahwa ternyata di dunia orang dewasa, yang namanya image ataupun eksistensi diri itu juga perlu. Karena banyak orang sekarang pamer jabatan, harta ataupun lingkungan sosial. Memang nggak perlu sampai "keblinger". Aku tahu dulu mungkin mama juga berusaha keras untuk "menaikkan" tingkat sosial kita, bahkan sampai ke saudara mama sendiri. Aku juga tetap melakukan usaha yang sama kok, ma, tapi aku nggak akan ngoyo. Karena sekarang aku lihat, justru dengan pamer itu malah menunjukkan ketidakmampuan mereka. Dengan kata lain, too much talk/show off is just showing that they try to hide their weaknesses harder.

Soal adik, aku sekarang sering ngobrol dengan adik kok, ma, insyaAllah aku bertanggungjawab untuk perkembangan psikologis kewanitaannya (meskipun aku juga sebenernya telat untuk urusan ini). Kalau bapak, sekarang aku cuma berfokus bapak bahagia dan sehat aja. Aku nggak seperti dulu lagi yang menuntut bapak untuk menjadi orang yang lebih aktif lagi.
Soal adi, alhamdulillah dia nggak sekeras dulu lagi, ma. Aku biasakan pelan2 semua kebiasaan yang baik, dia juga pelan2 ngerubah aku untuk nggak gampang stres, semua dijalani santai tapi fokus, dan bisa lebih dewasa.

Aku menyesal mama nggak ada untuk merasakan perubahanku, perubahan kami. Tapi aku yakin mama tahu dari sana, bahwa aku udah berubah, ma...
Apa yang mama ajarkan dulu, insyaAllah nggak akan sia2. InsyaAllah aku akan menjadi perempuan yang baik, kuat, nggak menggantungkan dengan laki2, seperti yang mama ajarkan dulu.

Semoga semua yang mama ajarkan dulu ke aku dan adik, bisa menjadi bekal mama di sana.

Ya Allah, ampuni semua dosa2 mamaku dan terimalah semua amal baiknya. Sampaikan ini semua ke mama, ya Allah..

Amiin ya Robbal'alamin..

Sunday, December 5, 2010

Letter

Dear God,
please tell my mom that we are alright, we miss her and we always pray for her. So we hope she's okay there and in a comfortable place. Please tell her that I'm changed now. A lot happened after she gone that made me growing up and be a better person.

We hope that You erase all of her mistakes and sins.

Love, 
her daughter

Wednesday, December 1, 2010

Spice Girls - Mama

 

She used to be my only enemy and never let me be free
Catching me in places that I knew I shouldn't be
Every other day I crossed the line I didn't mean to be so bad
I never thought you would become the friend I never had
Back then I didn't know why
Why you were misunderstood
So now I see through your eyes
All that you did was love 


Mama I love you. Mama I care
Mama I love you . Mama my friend. You're my friend 


I didn't want to hear it then but I'm not ashamed to say it now
Every little thing you said and did was right for me
I had a lot of to think about, about the way I used to be
Never had a sense of my responsibility
Back then I didn't know why
Why you were misunderstood
So now I see through your eyes, all that you did was love 


Mama, I love you. Mama, I care
Mama, I love you. Mama, my friend. You're my friend
But now I'm sure I know why,
Why you were misunderstood
So now I see through your eyes
All I can give you is love is love
Mama I love you. Mama, I care
Mama, I love you. Mama, my friend, You're my friend
Mama, I love you, Mama ,I care
Mama, I love you, Mama, my friend, You're my friend

Tuesday, June 15, 2010

My mom

Dear God,
Satu hal yang nggak mungkin saya lupakan adalah ketika saya menginjak semester akhir S1, sekitar tahun 2006. Saat semua orang tua (terutama ibu) teman-teman saya "mengancam" anak-anaknya, tidak akan mensubsidi uang kuliah apabila kuliahnya tidak lulus tepat waktu. Memang waktu itu saya dan teman-teman seangkatan sudah mulai stres dan was-was apakah kami bisa lulus tepat waktu. Begitupun saya ketika di rumah, mungkin terlihat betapa stresnya saya mengerjakan skripsi, revisi dan revisi lagi, mencari dan mengejar dosen, berkejaran dengan deadline terakhir pendaftaran wisuda. 
Namun apa kata mama saya? Beliau berkata, "siapa yang suruh kamu lulus tahun ini? Kan nggak ada yang suruh kamu lulus tahun ini. Yang penting kamu sudah usaha maksimal, kalau nggak bisa lulus tahun ini, ya sudah".
Waktu itu saya cuma heran saja dan nggak ambil pusing dengan kata-kata mama. Yang penting saya harus lulus tepat waktu!

Alhamdulillah saya lulus dan wisuda tepat waktu. Setelah itu, saya dan teman-teman bingung mencari pekerjaan, meski ada beberapa teman perempuan saya yang langsung menikah (bahkan ada yang menikah sebelum lulus kuliah). Pada masa-masa itu kami saling membantu dan saling berdiskusi pekerjaan apa yang "enak" untuk kami. Mulailah kami berburu pekerjaan yang kami anggap "ideal", kecuali pacar saya-yang sekarang menjadi suami saya- karena dia konsisten, mau bekerja keras dulu di awal, tidak langsung mencari apa yang "enak".

Satu bulan sejak wisuda, saya masih belum punya pekerjaan, padahal sudah tidak ada kegiatan apa-apa lagi. Memang seharusnya saya bisa bersenang-senang saja, tapi saya stres juga kalau-kalau tidak ada yang mau menerima saya bekerja. Namun lagi-lagi, apa kata mama saya? Beliau berkata, "siapa yang suruh kamu cepat dapat kerja? Nikmati dulu saja waktumu, santai-santai saja lah dulu". Waktu itu saya juga cuma heran, tapi nggak menganggap itu penting. Saya tetap berusaha, dan akhirnya satu bulan kemudian saya bekerja di sebuah proyek milik dosen saya.

Nggak berhenti sampai di situ saja, mama juga terus mendorong saya untuk melanjutkan kuliah S2 dengan alasan saya masih muda untuk bekerja (waktu itu saya 22 tahun). Saya bimbang, karena ada mitos bahwa lulusan S2 tanpa pengalaman akan susah diterima kerja. Waktu itu saya sebenarnya juga berkeinginan untuk ambil S2 di Australia dan mama juga setuju.Tetapi karena saya terus bimbang, saya takut kalau sudah S2 tanpa pengalaman kerja, akan sama saja susah mencari kerja. Akhirnya kami mengambil jalan tengah, saya ambil S2 di Indonesia saja dengan pilihan jurusan saya, dengan pertimbangan kalau di sini saja, kemungkinan bisa sambil bekerja.

Dengan dorongan mama, akhirnya awal tahun 2007, saya diterima seleksi S2 di Unair. Sebagai persyaratan karena saya dianggap fresh graduate, saya harus magang di RS selama 1 tahun. Jadi saya mengundurkan diri dari proyek dosen saya dan memulai program magang saya. (Sedihnya ternyata pada tahun yang sama, bulan Agustus 2007, mama didiagnosa mengidap kanker paru).
Dari sekelumit cerita itu, mama saya menunjukkan usaha yang berbeda dari orang tua lain. She always wanted me to be protected from the outside world.



Ya Allah... Ampunilah aku, ibu bapakku dan kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.

Love,
Andin